Jakarta – Penemuan mengejutkan terjadi ketika seekor penguin kaisar Antartika ditemukan di Ocean Beach, Denmark, Australia Barat. Penguin yang terdeteksi pada 1 November 2024 ini diyakini telah memecahkan rekor berenang terjauh dari Antartika. Penemuan ini menggugah perhatian banyak orang, terutama para peneliti.
Melansir dari Stuff.co.nz, penguin tersebut terlihat dalam kondisi kekurangan gizi. Dia ditemukan sekitar 430 km sebelah selatan Perth, menjadikannya penampakan penguin kaisar yang paling jauh ke utara. Peselancar lokal, Aaron Flower, yang pertama kali melihat penguin ini, menceritakan pengalaman uniknya saat penguin tersebut melenggang mendekatinya.
“Dia sama sekali tidak malu. Dia mencoba melakukan perosotan dengan perutnya, mengira pasir itu salju, dan terjerembab ke pasir,” ungkap Flower kepada ABC News. Perilaku lucu ini menyoroti betapa bingungnya penguin tersebut di lingkungan baru yang jauh dari habitat asalnya.
Para peneliti, termasuk Dr. Belinda Cannell dari University of Western Australia, menyatakan bahwa mereka belum pernah melihat penguin kaisar melakukan perjalanan sejauh ini ke utara. Menurut Cannell, penguin-penguin ini biasanya hanya menjelajahi wilayah sekitar 50 derajat lintang selatan dari Antartika. Ocean Beach sendiri terletak di 35 derajat selatan, yang berarti penguin ini telah melintasi jarak yang sangat jauh dari zona nyaman mereka.
Penguin Kaisar Ditangani oleh Departemen Keanekaragaman Hayati
Penguin tersebut kemudian ditangani oleh Departemen Keanekaragaman Hayati, Konservasi, dan Daya Tarik Wisata (DBCA) setempat. Seorang juru bicara DBCA menyatakan, “Seekor penguin kaisar yang kekurangan gizi yang mendarat di Ocean Beach pada hari Jumat 1 November masih berada dalam perawatan perawat satwa liar setempat yang terlatih dan terdaftar.” Ini menunjukkan upaya keras yang dilakukan oleh tim untuk memastikan penguin tersebut mendapat perawatan yang memadai.
Tim satwa liar yang bekerja sama dengan DBCA terus memantau dan memberikan rehabilitasi kepada penguin tersebut. Mereka juga menerima saran dari Dr. Cannell, yang merupakan seorang ahli dalam bidang ini. Upaya rehabilitasi ini diharapkan dapat memulihkan kondisi penguin agar dapat kembali ke habitat aslinya.
Setelah menjalani perawatan yang diperlukan, penguin kaisar tersebut akan dikembalikan ke alam liar. Namun, penampakan penguin kaisar di Australia bukanlah yang pertama. Pada tahun 2011, seekor penguin bernama Happy Feet juga pernah terlihat di Selandia Baru. Setelah 10 minggu perawatan di Wellington, Happy Feet dikembalikan ke lingkungan alaminya di Kepulauan Campbell, dekat Kutub Selatan.
Penemuan penguin kaisar ini tidak hanya menarik perhatian para peneliti dan pecinta satwa, tetapi juga mengingatkan kita tentang kekuatan arus laut dan dampaknya terhadap migrasi hewan. Arus yang kuat dapat mendorong penguin untuk menjelajah jauh dari habitat asalnya, seperti yang terlihat pada penguin ini.
Peristiwa ini menjadi sorotan di dunia konservasi, menekankan pentingnya perlindungan terhadap satwa liar dan habitat mereka. Semoga penguin kaisar yang terdampar ini segera pulih dan bisa kembali ke Antartika, melanjutkan perjalanan hidupnya di alam liar yang sebenarnya.