Arab Saudi berencana membuka Bandara Internasional King Salman pada tahun 2030, yang diprediksi akan menjadi bandara terbesar di dunia. Dengan kemampuan melayani hingga 185 juta penumpang setiap tahun, bandara ini menjanjikan transformasi signifikan dalam infrastruktur penerbangan di negara tersebut. Biaya pembangunan bandara ini ditaksir mencapai 23 miliar pound sterling, atau sekitar Rp 470,1 triliun.
Pembangunan Bandara King Salman berlokasi di Riyadh, yang merupakan ibu kota Arab Saudi. Dengan luas lebih dari 57 km², bandara ini akan memiliki area ritel seluas 12 km². Hal ini memungkinkan para pelancong berbelanja sambil menunggu penerbangan mereka. Desain bandara ini dikembangkan oleh Foster + Partners, sebuah perusahaan terkenal yang juga mengerjakan proyek Terminal Bus Midtown di New York City dan Bandara Marseille yang baru.
Salah satu fitur menarik dari Bandara King Salman adalah integrasi dengan terminal yang ada di Bandara Internasional King Khalid, yang telah beroperasi sejak tahun 1983. Integrasi ini akan memberikan kemudahan bagi penumpang dalam mengakses berbagai layanan dan fasilitas yang tersedia.
Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai maskapai yang akan beroperasi di Bandara King Salman, pembangunan bandara ini diperkirakan akan menciptakan sekitar 150.000 lapangan kerja. Berbagai jenis pekerjaan akan dibutuhkan, mulai dari operator pengatur lalu lintas udara hingga barista di kafe-kafe bandara. Ini menunjukkan bahwa proyek ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas penerbangan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat.
Keberadaan Bandara King Salman
Keberadaan Bandara King Salman diharapkan dapat meningkatkan pariwisata di Arab Saudi. Diperkirakan, bandara ini akan melayani 120 juta penumpang pada awal operasionalnya, dengan potensi meningkat hingga 185 juta penumpang pada tahun 2050. Ini sejalan dengan visi Arab Saudi untuk menjadikan Riyadh sebagai salah satu dari sepuluh kota dengan perekonomian terbaik di dunia dan untuk mendukung pertumbuhan populasi Riyadh menjadi 15 hingga 20 juta orang pada tahun 2030.
Sebelumnya, Arab Saudi telah memiliki mahjong ways 2 bandara terbesar di dunia, yaitu Bandara Internasional King Fahd, atau yang lebih dikenal sebagai Bandara Dammam. Bandara ini dulunya adalah pangkalan udara Amerika Serikat selama Perang Teluk dan dibuka untuk komersial sejak tahun 1999. Saat ini, Bandara Dammam melayani koneksi ke 43 tujuan, dengan lebih dari 10 juta penumpang setiap tahun dan 37 maskapai penerbangan yang beroperasi.
Dengan peluncuran Bandara Internasional King Salman, Arab Saudi berharap untuk tidak hanya meningkatkan kapasitas penerbangan, tetapi juga untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu pusat penerbangan global. Ini merupakan langkah signifikan dalam upaya negara tersebut untuk menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan ekonomi lokal. Proyek ambisius ini adalah bagian dari transformasi besar yang sedang dilakukan Arab Saudi untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, Bandara Internasional King Salman diharapkan akan menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah penerbangan, menawarkan pengalaman perjalanan yang lebih baik bagi jutaan penumpang di masa mendatang.